Kamis, 15 Januari 2009

sejarah nol

Sejarah nol

________________________________________

Indeks matematika indian kuno

Indeks banyak topik sejarah

Versi untuk dicetak

________________________________________

Salah satu pertanyaan yang paling umum diajukan pembaca arsip ini adalah: Siapakah penemu nol? Mengapa kita tidak menuliskan nol sebagai awal angka di arsip? Alasan dasarnya arena sulit member jawaban yang memaskan. Jika dari waktu dulu seseorang dating dengan konsep nol yang kemudian orang melihatnya sebagai penemuan yang brilian dalam dunia matematika, maka pertanyaan itu akan mempunyai jawaban yang memuaskan, sekalipun kita tidak tahu siapa genius yang menemukan itu.

Dua hal penting tentang nol adalah ada dua kegunaan nol yang sangat penting tetapi keduanya memiliki perbedaan, yang pertama, nol sebagai suatu penunjuk tempat kosong pada suatu system angka. Pada angka 2106, nol digunakan agar posisi 2 dan 1 pada ribuan dan ratusan menjadi tepat. Bila penulisan haya 216 akan member arti yang berbeda. Fungsi yang kedua adalah menggunakan 0 sebagai bentuk nomor itu sendiri.

Selain kegunaan diatas kegunaannyasejarah dengan mudah menjelaskannya. Tidak benar adanya bahwa seseorang menemukan ide itu, kemudian semua orang akan menggunakan ide itu. Dapat juga dikatakan bahwa angka nol jauh darikonsep intuitive. Masalah matematika mulai sebagai”masalah nyata” dari pada masalah abstrak. Angka-angka diawal sejarah terfikir lebih nyata dar pada konsep abstrak, seperti halnya angka-angka kita saat ini.

Seseorang mungkin berfikir bahwa suatu saat sistem penempatan angka harus ada dan 0 sebagai indicator tempat kosong merupakan ide penting, orang Babylonia telah mempunyai sistem penempatan angka 0 yang tidak mempunyai keistimewaan ini lebih dari 1000tahun sebelumnya, meskipun begitu tidak ada bukti bahwa bangsa babylonia merasa ada masalah dengan mempunyai banyak arti. Sungguh, teks asli yang bertahan dari era matematika babylonia. Bangsa Babylonia menulis di pil tanah liat mentah, yang tulisannya berbentuk runcing Simbol dipahat ke pil tanah liat halus danbentuk tepi yang miring sehingga berbentuk seperti baji (sekarang dikenal dengan huruf paku). Beberapa pil dari tahun 1700SM mash terselamatkan dan kita bisa membaca teks aslinya. Tentunya notasi angka-angka mereka berbeda dengan angka kita saat ini (dan tidak berdasarkan 10 tetapi pada 60) tetapi untuk menterjemahkan dalam notasi kita, mereka tidak membedakan antara penulisan 2106 dan 216 (hubungan kalimatnya harus jelas yang di maksud). Tidak samapi tahun 400SM Bangsa Babylonia meletakan 2 bentuk baji sebagai symbol dimana seharusnya kita menuliskan 0 sebagai petunjuk tempat yang dimaksud, 216 atau 21”6.

Dua baji bukan satu-satunya notasi yang digunakan tetapi, pada pil tanah liat yang ditemukan di Kish, kota Mesopotamia kuno yang berlokasi di Babylonia Timur, yang sekarang Iraq, Timur Tengah, menggunakan notasi yang berbeda. Pil tanah liat ini yang diperkirakan dari tahun 700SM, menggunakan 3 kait untuk menunjukkan tempat kosong pada posisi notasi. Pada pill tanah liat yang lain pada saat yang sama menggunakan satu kait untuk tempat yang kosong. Itu adalah salah satu persamaan bentuk untuk penggunaan tanda yang berbeda untuk menunjukkan posisi yang kosong. Faktanya tidak pernah ditemukan di akhir digit tetapi selalu diantara 2 digit. Meskipun kita menemukan 21”6 kita idak pernah menemukan 216”.

http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/~history/HistTopics/zero.html

NAMA : TRI HARTATI

NIM : 07305141006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar